Suatu sore di bulan September

Aku menulis ini saat sedang duduk di sebuah taman. Sebenarnya bukan taman, tapi lebih ke tempat terbuka dimana orang2 pulang kerja bisa sekedar duduk, mengobrol, merokok, atau seperti aku ini, menunggu jemputanmu. Aku tahu kamu masih agak jauh, jadi aku rasa aku sempat untuk menulis sebentar, sembari ditemani semilir angin.

Aku memandang sekeliling. Sebuah pikiran menghampiri. Kapan terakhir kali aku duduk2 di taman seperti ini dengan seorang lawan bicara? Kebanyakan waktu menungguku saat ini hanya ditemani handphone. Rasanya sudah lama sekali tidak duduk dan mengobrol. Hanya menikmati suasana dan perbincangan yang berlangsung. Tiba2 teringat, dulu waktu aku masih ada di pertengahan usia 20 tahunan, aku pernah berada di posisi seperti orang yg kulihat disini. Pulang kerja, duduk di taman,mengobrol, berharap tahu akan masa depan. Ya.. Teman bicaraku saat itu memang bukan kamu, tapi aku bersyukur pernah ada di momen seperti itu. Pernah berpikir akan seperti apa masa depan itu. Masa depan yang ternyata akan aku habiskan dengan kamu.

Setiap kejadian yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupku itu membentuk aku menjadi seperti sekarang ini. Bukan perkara mudah. Bukan waktu yang sebentar. Tapi semua ada tujuannya. Dulu sebelum kenal kamu, aku menerka2 apa yang akan terjadi dalam hidupku di masa depan. Akankah aku menemukan kamu nantinya dan hidup bahagia selamanya?

Aku tidak pernah menyesal akan masa lalu. Semuanya berguna untuk mendewasakanku. Semua kekalahan, kegagalan, air mata, semuanya. Hingga akhirnya saat ini aku bisa berdiri dan menatap masa lalu sambil bilang “akhirnya aku tahu, kenapa aku harus mengalami semuanya dulu”. Kenapa aku harus merasakan sakitnya ditinggalkan, tidak diterima, gagal saat sudah di ujung perjuangan, diremehkan dan semuanya. Akhirnya aku tahu..

Sekarang, bukan berarti aku bisa sombong menghadapi hidup, karena toh masih ada hal2 yang masih kabur di masa depanku. Tapi paling tidak, aku sudah punya pegangan saat ini, bahwa Tuhan menjaga dan menemani langkahku dalam setiap perjalanan hidup, sehingga aku tak perlu lagi kuatir akan masa depan. Bukan berarti juga aku sudah mencapai semua tujuanku dalam hidup ini. Tapi paling tidak aku sudah menjadi aku versi paling baru saat ini. Aku yg sudah paling update!

Hidup ini hanya sekali, katanya.

Memang hanya sekali. Maka harus dipergunakan dengan baik. Karena tidak ada lain kali lagi.

18 September 2019,

Taman UBM Tower, Alam Sutera